1. Analisa Karakter
Karakter Antareja ini dibuat dengan melihat kisah hidupnya dari lahir hingga menjadi dewasa. Pada karakter ini tubuhnya menyambung dengan ekor naga. Hal ini mengacu pada asal usul Antareja yang merupakan anak dari Dewi Nagagini. Dewi Nagagini. Selain itu ekor naga ini juga mengacu pada bentukan wayang antareja kroda Jawa Timur dimana terdapat lingkaran seperti ular pada tubuhnya.
Selain itu ciri khas yang tampak secara khas pada karakter antareja adalah lidah yang menjulur. Hal ini dibuat berdasarkan atas kesaktiaannya yaitu dapat menjilat dengan lidahnya. Lidah yang menjulur ini diibaratkan berbentuk seperti keris, sehingga meliuk-liuk tidak lurus seperti biasanya. Karena keris melambangkan sebuah kesaktian, sehingga lidah ini dibentuk mengikuti mata pedang keris.
Kemudian pada tubuhnya yang terdapat banyak sisik ular. Hal ini juga mengacu pada kulit napakacawa yang ebal terhadap senjata. Digambarkan seperti sisik ular sehingga keras dan lebih terlihat tebal.
Mata Antareja dibuat berbentuk kotak untuk memperlihatkan bahwa ia adalah seseorang yang tegas dan pemberani. Tidak takut melawan apapun termasuk kematiannya sendiri.
Ekspresi karakter antareja yang dapat dilihat adalah seseorang yang tidak banyak bicara, tetapi memiliki sejuta ide untuk menjahili temannya. Hal ini dikarenakan melihat kepribadian antareja yang dibesarkan oleh kakeknya tanpa ada pengasuhan dari ibunya, dewi Nagagini. Pada umumnya anak yang dibesarkan tanpa ibunya akan menjadi lebih nakal, karena mereka akan mencari perhatian ke setiap orang dengan cara membuat ulah. Oleh karena itu karakter Antareja digambarkan menjadi nakal, tetapi tetap ksatria.
2. Stereotype dan Archetype
Antareja merupakan anak dari Bima dan Dewi Nagagini. Oleh karena itu, stereotype dari Antareja adalah ia seorang ksatria pewayangan yang kuat, perkasa, tidak mengenal rasa takut, mempunyai berbagai kesaktian yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ia juga memiliki jurus - jurus sakti sehingga dapat melawan musuhnya. Hal ini merupakan pandangan umum ketika melihat bahwa seperti ksatria lainnya yang mempunyai kekuatan lebih daripada orang lainnya.
Archetype
Antareja dibesarkan oleh kakeknya, oleh karena itu ia adalah seseorang yang kekurangan kasih sayang kedua orang tuanya. Dalam hal ini akan tampak pada perilaku Antareja yaitu nakal dan selalu ingin diperhatikan. Ia merasa kesepian dan kekurangan kasih sayang, dan hal itulah yang membuatnya menjadi seseorang yang membuat keisengan dengan berbagai ulah.
3. Data Verbal dan Visual
Ringkasan Kisah Hidup Antareja Antareja adalah anak dari Raden Werkudara (Bima) dan Dewi Nagagini (Putri Batara Antaboga, di kahyangan Saptapretala). Antareja menikah dengan Dewi Ganggi (Putri Ganggapranawa raja ular di Kerajaan Tawingnarmada). Dari pernikahan ini, lahirlah Arya Danurwenda
Sedari kecil, Antareja telah bertarung dengan kesaktiannya. Sebelum ia bertarung, kakeknya (Antaboga) melumurinya dengan air liur Antaboga sehingga ia kebal terhadap senjata. Ia berhasil membinasakan Prabu Nagabaginda sehingga akhirnya ia menjadi Raja Jangkarbumi.
Ketika ia telah beranjak dewasa ia bertarung dengan banyak orang, dan ia juga memiliki seorang adik bernama Gatutkaca. Dengan aji-aji Upasanta dai Antaboga, cincin mustikabumi dari Dewi Nagagini, ia menjadi ksatria yang perkasa. Cincin Mustikabumi ini dapat membangkitkan orang mati jika tidak sesuai dengan takdirnya. Selain itu ia juga dapat menghindari kematian dengan cincin itu jika ia bersentuhan dengan bumi. Ia memiliki kulit napakawaca yang juga membuatnya kebal terhadap senjata apapun. Ketika ia menjilat kaki maupun bekas telapak kaki dari seseorang, maka orang tersebut akan mati. Kesaktiannya yang lain adalah ia dapat berjalan di dalam bumi.
Akhir hidupnya adalah rela bekorban untuk kejayaan Pandawa. Ia menjilat telapak kakinya sendiri hingga mati.
Antareja |
Antareja Kroda Jatim |
wayang.files.wordpress.com
tokohwayangpurwa.blogspot.com
wayangprabu.com
kamusjawa.com
ki-demang.com